MEDIA DAN
ALAT PERAGA
Oleh :Widyaning Astiti
A. MEDIA
Kata Pengantar
Sebelum pembaharuan dalam
pendidikan, sistem pengajaran masih bersifat tradisional, siswa hanya pasif
menerima ilmu yang disampaikan oleh guru. Dan kegiatan belajar mengajar
berpusat pada guru atau “teacher centered”. Seiring perkembangan zaman,
teori-teori belajar dan IPTEKS, sistem pembelajaran tersebut kurang mampu
menunjang kualitas pendidikan. Sehingga dilakukan pembaharuan dalam bidang
pendidikan. Orientasi pendidikan beralih menjadi “student centered”, siswa lebih dilibatkan untuk aktif dalam
pembelajaran. Siswa adalah obyek sekaligus subyek dalam pendidikan. Hal ini
menuntut perlunya strategi untuk mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar. Dari
situ dikembangkan berbagai metode maupun model pembelajaran yang efektif menunjang
ketercapaian tujuan pendidikan. Namun dalam praktiknya, manajemen model maupun
metode dalam pembelajaran belum mampu mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar.
Sebab masih diperlukan perantara untuk menunjang keefektifan proses, yaitu
dengan diperlukannya media. Sehingga dari waktu ke waktu, pengembangan terus
dilakukan dan dengan memanfaatkan keterampilan yang dikuasai para pelaku
pendidikan mengembangkan media tersebut.
A. Pengertian Media
Pembelajaran
Menurut
Heinich, dkk. (1993) dalam buku karya Asep, dkk (2008:3) media merupakan
alat saluran komunikasi. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk
jamak dari kata “medium” yang secara
harfiah artinya “perantara” yaitu
perantara sumber pesan (a source) dengan
penerima pesan (a receiver). Heinich
mencontohkan media ini seperti film, televisi, diagram, bahan cetak, komputer
dan instruktur. Contoh media tersebut bisa dipertimbangkan sebagai media
pembelajaran jika membawa pesan-pesan (message)
dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran
terdapat pesan-pesan yang dikomunikasikan. Pesan tersebut biasanya berupa isi
dari suatu topik pembelajaran yang disampaikan oleh guru kepada siswa melalui
suatu media dengan menggunakan prosedur yang disebut metode. Dalam sistem pembelajaran
saat ini siswa tidak hanya sebagai penerima pesan, namun siswa juga berperan
aktif menanggapi serta menyampaikan informasi, sehingga terjadi komunikasi dua
arah bahkan komunikasi banyak arah.
Beberapa ahli merumuskan pengertian media
sebagai berikut:
1.
Media pembelajaran adalah
teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran
(Schramm, 1977)
2.
Media pembelajaran adalah sarana fisik untuk
menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan
sebagainya. (Briggs, 1977)
3.
Media pembelajaran adalah sarana fisik dalam bentuk cetak maupun pandang
dengar, termasuk teknologi perangkat kerasnya (NEA, 1969)
Media
pembelajaran secara
umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat
dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau
keterampilan pembelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses
belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber,
lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan
pembelajaran / pelatihan.
Dari
berbagai pengertian diatas, dapat diketahui bahwa
-
media berperan sebagai alat bantu dalam pembelajaran
-
media sebagai sumber belajar
Sebagai alat
bantu, media membantu guru dalam menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran
kepada peserta didik. Sedangkan dalam kedudukannya sebagai sumber belajar,
media mengandung/memuat bahan pengajaran untuk belajar seseorang, misalnya
buku, media massa, alam lingkungan, manusia, dan sebagainya.
B. Jenis dan Karakteristik
Media Pembelajaran
Dalam buku karya Asep Herry, dkk (2008:21) menjelaskan
bahwa media pembelajaran pada umumnya dapat dikelompokkan ke dalam tiga jenis,
yaitu:
a.
Media Visual
b.
Media Audio
c.
Media Audio-Visual
Ketiganya dapat di jelaskan sebagai berikut:
1.
Media Visual
a.
Media visual yang diproyeksikan
Media ini
menggunakan alat proyeksi sehingga gambar atau tulisan terlihat pada layar (screen). Media proyeksi ini dapat
berbentuk media proyeksi diam misalnya gambar diam (still picture) dan media proyeksi gerak misanya gambar bergerak (motion picture) Contoh peralatan/media
ini proyektor dan LCD.
b.
Media visual yang tidak
diproyeksikan
Media yang termasuk
disini misalnya gambar fotografik, grafis, dan media tiga dimensi.
-
Fotografis
Fotografis misalnya
foto/gambar pahlawan, gambar kegiatan, dsb.
-
Grafik
Dapat berupa grafik,
diagram, chart, dsb.
-
Media tiga dimensi
Dapat berupa model
media seperti patung, diorama(bentuk tiruan tiga dimensi mini), dsb.
2.
Media Audio
Terdiri darui tiga macam kaset audio, radio, maupun CD audio.
3.
Media Audio-Visual
Media audio visual merupakan kombinasi media audio dan visual atau
biasa disebut media pandang-dengar.
Disamping itu menurut Syaiful Bahri dan Aswan (2010:125)
menyebutkan selain dari pengelompokan dilihat dari jenisnya yang terbagi dalam
3 kelompok seperti penjelasan dari buku karya Asep diatas, beliau juga mengelompokkan
media dilihat dari daya liputnya dibagi dalam:
a.
Media dengan Daya Liput Luas
dan Serentak
Penggunaan media ini
tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah anak didik
yang banyak dalam waktu yang sama.
Contoh: radio dan televisi
b.
Media dengan Daya Liput yang
Terbatas oleh Ruang dan Tempat
Media ini dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat yang
khusus seperti film, sound slide,
film rangkai, yang harus menggunakan tempat yang tertutup dan gelap
c.
Media untuk Pengajaran
Individual
Media ini penggunaannya hanya untuk seorang diri. Termasuk media ini
adalah modul berprogram dan pengajaran melalui komputer.
Ø Dan dilihat dari bahan pembuatannya, media dibagi dalam:
a.
Media Sederhana
Media ini bahan
dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah, dan
penggunaannya tidak sulit. Contoh: kartu kata, gambar cetak, dsb.
b.
Media Kompleks
Media ini bahan dan
alatnya sulit diperoleh serta harganya cukup mahal, sulit dalam pembuatan, dan
penggunaannya memerlukan keterampilan yang memadai. Contoh: video pembelajaran,
film, dsb.
C. Prinsip-prinsip Pemilihan
dan Penggunaan Media
Dr. Nana Sudjana dalam buku karya Syaiful dan Aswan
(2010:127) menjelaskan prinsip-prinsip dalam memilih dan menggunakan media
yaitu:
a.
Menentukan jenis media yang
tepat
artinya sebaiknya guru memilih terlebih dahulu media mana yang
sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran yang akan diajarkan.
b.
Menetapkan atau memperhitungkan
subyek dengan tepat
artinya perlu diperhitungkan apakah penggunaan media tersevut sesuai
dengan tingkat kemampuan/kematangan anak didik.
c.
Menyajikan media dengan tepat
Artinya teknik dan metode penggunaan media dalam pengajaran harus
sesuai dengan tujuan, bahan, metode, waktu, dan sarana yang ada.
d.
Menempatkan atau memperlihatkan
media pada waktu, tempat, dan situasi yang tepat artinya kapan dan dalam
situasi apa pada waktu mengajar, media tersebut digunakan.
Keempat prinsip tersebut hendaknya diperhatikan oleh guru pada saat
akan menggunakan media pengajaran.
D. Kriteria Umum Pemilihan
Media
Alasan pokok pemilihan media dalam pembelajaran, karena
didasarkan atas konsep pembelajaran sebagai sebuah sistem yang didalamnya
terdapat suatu totalitas yang terdiri atas sejumlah komponen yang saling
berkaitan untuk mencapai tujuan. Dalam pemilihan media tersebut ada beberapa
kriteria umum yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media. Namun secara
teoritik bahwa setiap media memiliki kelebihan dan kelemahan yang akan
memberikan pengaruh pada afektifitas pembelajaran. Sejalan dengan ini,
pendekatan yang ditempuh adalah mengkaji media sebagai integral dalam proses
pendidikan yang kajiannya akan sangat dipengaruhi oleh beberapa kriteria umum
sebagai berikut :
1.
Kesesuaian dengan Tujuan
Untuk menentukan media pembelajaran yang akan dipilih, perlu dikaji
dulu tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam suatu kegiatan pembelajaran.
Dari kajian Tujuan Instruksional Umum (TIU) atau Tujuan Instruksional Khusus
(TIK) ini bisa dianalisa media apa yang cocok guna mencapai tujuan tersebut.
2.
Kesesuaian dengan Materi
Pembelajaran
Bahan atau kajian apa yang akan diajarkan pada program pembelajaran
tersebut. Pertimbangan lainnya, dari bahan atau pokok bahasan tersebut sejauh
mana kedalaman yang akan dicapai, sehingga bisa dipertimbangkan media apa yang
bisa dipakai untuk penyampaian bahan tersebut.
3.
Kesesuaian dengan Fasilitas
Dalam hal ini tidak hanya fasilitas pendukung, namun juga kondisi
lingkungan dan waktu yang tersedia. Media akan berfungsi secara optimal apabila
didukung oleh fasilitas, lingkungan maupun waktu.
4.
Kesesuaian dengan Karakteristik
Pembelajaran atau Siswa
Media haruslah familiar dengan karakteristik siswa/guru, yaitu
dengan mengkaji sifat-sifat dan ciri-ciri media yang akan digunakan. Selain itu
dipertimbangkan pula karakteristik siswa dari segi kualitatif (kualitas, ciri
dan kebiasaan) dan kuantitatif (jumlah).
5.
Kesesuaian dengan Gaya Belajar
Siswa
Kriteria ini didasarkan atas kondisi psikologis siswa, bahwa belajar
dipengaruhi oleh gaya belajar siswa. Bobbi DePorter (1999:117) dalam buku
“Quantum Learning” mengemukakan terdapat tiga gaya belajar siswa yaitu : tipe
visual, auditorial, dan kinestetik. Siswa yang memiliki tipe visual akan mudah
memahami materi jika media yang digunakan adalah media visual seperti Video,
Grafis, TV dan lain-lain. Sementara siswa denga tipe auditif lebih menyukai
cara belajar dengaan mendengarkan. Dan untuk tipe kinestetik lebih suka
melakukan dibandingkan membaca dan mendengarkan.
6.
Kesesuaian dengan Teori
Pemilihan media harus didasarkan atas kesesuaian dengan teori. Media
yang dipilih bukan karena fanatisme guru dan bukan pula karena untuk selingan
atau hiburan semata, namun didasarkan atas teori yang diangkat dari penelitian dan riset sehingga telah
teruji validitasnya. Sehingga disini media berfungsi untuk meningkatkan
efisiensi dan efektifitas pembelajaran.
E. Fungsi dan Manfaat Media
Dalam Pembelajaran
Media
pembelajaran dimaksudkan memberi kontribusi bagi tercapainya kompetensi/tujuan
pembelajaran yang diharapkan.
Menurut Gerlach dan Ely, ciri media
pendidikan yang layak digunakan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut :
1. Fiksatif (fixative property)
Media pembelajaran mempunyai kemampuan untuk merekam, menyimpan,
melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa/objek.
2. Manipulatif (manipulatif property)
Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat
disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik
pengambilan gambar time-lapse recording.
3. Distributif (distributive property)
Memungkinkan berbagai objek ditransportasikan melalui suatu tampilan yang
terintegrasi dan secara bersamaan objek dapat menggambarkan kondisi yang sama
pada siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama tentang kejadian itu
Dan
dalam kaitannya dengan fungsi media pembelajaran, dapat ditekankan beberapa hal
sebagai berikut:
1.
Penggunaan media
pembelajaran bukan merupakan fungsi
tambahan, namun memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu untuk
mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif.
2.
Media pembelajaran merupakan
bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran. Dalam hal ini dimaksudkan
bahwa media pembelajaran sebagai salah satu komponen yang tidak berdiri sendiri
namun saling berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka menciptakan
situasi pembelajaran yang diharapkan.
3.
Media pembelajaran dalam
penggunaannya harus relevan dengan kompetensi yang ingin dicapai dan isi
pembelajaran itu sendiri.
4.
Media pembelajaran bukan
berfungsi sebagai alat hiburan, dengan demikian tidak diperkenankan
menggunakannya hanya sekedar untuk permainan atau memancing perhatian siswa
semata.
5.
Media pembelajaran bisa untuk mempercepat
proses belajar mengajar. Hal ini mengandung arti bahwa dengan media
pembelajaran siswa dapat menangkap tujuan dan bahan ajar dengan lebih mudah dan
lebih cepat.
6.
Media pembelajaran berfungsi
untuk meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar. Pada umumnya hasil belajar
siswa dengan menggunakan media pembelajaran akan lebih tahan lama mengendap
sehingga kualitas pembelajaran memeiliki nilai lebih tinggi.
7.
Media pembelajaran meletakkan
dasar-dasar yang kongkret untuk berfikir, oleh karena itu dapat mengurangi
penyakit terjadinya verbalisme.
Selain
dari fungsi tersebut, media pada umumnya dimanfaatkan untuk memperlancar interaksi
antara guru dan siswa, dalam hal ini siswa belajar secara optimal. Namun
disamping itu ada beberapa manfaat lain yang lebih khusus.
Kemp
dan Dayton (1985) dalam buku karya Martinis (2007), mengidentifikasi ada
delapan manfaat media dalam kegiatan pembelajaran, yaitu:
a.
Penyampaian materi pelajaran
dapat diseragamkan
b.
Proses pembelajaran menjadi
lebih menarik
c.
Proses belajar siswa menjadi
lebih interaktif
d.
Jumlah waktu belajar mengajar
dapat dikurangi
e.
Kualitas belajar dapat
ditingkatkan
f.
Proses belajar dapat terjadi
dimana saja dan kapan saja
g.
Sikap positif terhadap bahan
pelajaran maupun terhadap proses belajar itu sendiri dapat ditingkatkan
h.
Peran guru dapat berubah ke
arah lebih positif dan produktif
Dr. Nana Sudjana dalam buku karya Syaiful dan Aswan (2010:137)
mengemukakan nilai-nilai praktis media pembelajaran adalah:
a.
Dengan media dapat meletakkan
dasar-dasar yang nyata untuk berpikir, sehingga dapat mengurangi verbalisme.
b.
Dengan media dapat memperbesar
minat dan perhatian siswa dalam belajar.
c.
Dengan media dapat meletakkan
dasar untuk perkembangan belajar sehingga hasil belajar lebih mantap.
d.
Memberikan pengalaman yang
nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri pada siswa.
e.
Membantu tumbuhnya pemikiran
yang teratur dan berkesinambungan.
f.
Membantu tumbuhnya pemikiran
dan membantu perkembangan kemampuan berbahasa.
g.
Memberikan pengalaman yang tak
mudah diperoleh dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi dan
pengalaman belajar yang lebih sempurna.
h.
Bahan pengajaran akan lebih
jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami siswa, dan memungkinkan siswa
menguasai tujuan pengajaran lebih baik.
i.
Metode mengajar akan lebih
bervariasi, sehingga siswa tidak mudah bosan.
j.
Siswa lebih banyak melakukan
kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan apa yang disampaikan guru,
namun juga mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan sebagainya.
Penggunan media dalam kegiatan belajar
mengajar terutama di tingkat sekolah dasar sangat penting, sebab pada masa ini
siswa masih berpikir konkrit, belum mampu berpikir abstrak. Keterlibatan siswa dalam kegiatan
belajar mengajar sangat penting. Penyampaian suatu konsep pada siswa akan
tersampaikan dengan baik jika konsep tersebut mengharuskan siswa terlibat
langsung didalamnya bila dibandingkan dengan konsep yang hanya melibatkan siswa
untuk mengamati saja.
Disamping
itu, media sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran selain dari faktor pendidik,
peserta didik, lingkungan serta metode/teknik, dengan media pembelajaran maka guru/pendidik dapat
menciptakan berbagai situasi kelas, menentukan metode pengajaran yang akan dipakai dalam situasi
yang berlainan dan menciptakan iklim yang emosional yang sehat diantara peserta
didik. Bahkan alat/media pembelajaran ini selanjutnya dapat membantu guru
membawa dunia luar ke dalam kelas, mampu menjadikan ide yang abstrak dan asing
(remote) sifatnya menjadi konkrit dan mudah dimengerti oleh peserta didik. Bila
alat/media
pembelajaran ini dapat difungsikan secara tepat dan proporsional, maka proses pembelajaran akan dapat berjalan efektif dan
tujuan dari pembelajaran dapat tercapai dengan lebih optimal.
B.
ALAT PERAGA
1.
Pengertian Alat Peraga
Yang dimaksud
alat bantu pendidikan adalah alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam
menyampaikan bahan pendidikan / pengajaran. Alat bantu ini lebih sering disebut
alat peraga karena berfungsi untuk membantu dan meragakan sesuatu dalam proses
pendidikan pengajaran. Alat peraga ini disusun berdasarkan prinsip bahwa
pengetahuan yang ada pada setiap manusia itu diterima atau ditangkap melalui
panca indera. Semakin banyak indera yang digunakan untuk menerima sesuatu maka
semakin banyak dan semakin jelas pula pengertian / pengetahuan yang diperoleh.
Dengan perkataan lain, alat peraga ini dimaksudkan untuk mengerahkan indera
sebanyak mungkin kepada suatu objek sehingga mempermudah persepsi.
2. Fungsi alat Peraga
Fungsi alat peraga adalah sebagai berikut:
a.
Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar
mengajar yang efektif.
b.
Salah satu unsur yang harus dikembangkan oleh guru
karena merupakan bagian yang integral dari situasi mengajar.
c.
Penggunaanya integral dengan tujuan dan isi pelajaran.
d.
Penggunaanya bukan semata-mata alat hiburan (pelengkap)
e.
Untuk mempercepat proses pembelajaran (menangkap
pengertian)
f.
Untuk mempertinggi mutu pembelajaran
Nilai-nilai
penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran diantaranya adalah sebagai
berikut:
a. Dapat
mengurangi terjadinya verbalisme
b. Dapat
memperbesar minat dan perhatian siswa
c. Hasil
belajar bertambah mantap.
d. Memberikan
pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiripada
setiap siswa.
e. Menumbuhkan
pemikiran yang teratur dan berkesinambungan
f. Membantu
tumbuhnya pemikiran dan membantu
berkembangnya bahasa
g.
Membantu berkembangnya
efisiensi dan pengalaman belajar yang lebih sempurna
Jenis alat peraga dikelompokan menjadi
dua,yaitu:
1.
Jenis alat peraga dua
dimensi dan tiga dimensi. Contohnya bagan, grafik, poster, gambar, peta datar,
peta timbul ,globe, papan tulis.
2.
Alat peraga yang
diproyeksikan. Contohnya film, slide dan filmstrip
Prinsip-prinsip penggunaan alat
peraga sebagai berikut:
1. Menentukan
alat peraga dengan cepat
2. Menetapkan/
memperhitungkan subject dengan tepat
3. Menyajikan
alat peraga dengan tepat
4. Menempatkan
atau memperlihatkan alat peraga tepat waktu, tempat dan situasi yang tepat.